Ahmed berdiri untuk pertama kalinya di depan Ka’bah, setelah meringkuk dengan latar belakang putih seperti laut. Suasana dipenuhi dengan antisipasi dan doa. “Kupikir aku tidak akan berada di sini,” bisiknya pada temannya, Ali, yang menjadi teman seperjalanannya sejak mereka berdua meninggalkan Kairo. Ali mengangguk dan tersenyum setuju. “Ini sungguh nyata, bukan? Rasanya seperti masuk ke dalam mimpi.” lebih lanjut tentang penulisnya?
Ziarah ke Mekkah merupakan perjalanan yang akan meninggalkan kenangan yang tak terhapuskan di jiwa Anda. Setiap peziarah membawa kisahnya masing-masing yang penuh dengan kegembiraan, perjuangan, dan renungan.
Fatima memulai ceritanya ketika, setelah kematian ayahnya, dia memutuskan untuk pergi haji. Saat dia berdiri di dekat Zamzam, dia menyeka air matanya dan berkata: “Dia ingin datang ke sini” Suaranya bergetar karena emosi ketika Fatima mengingat ayahnya berbicara tentang haji di malam hari selama bulan Ramadhan. Fatima melakukan perjalanan ini tidak hanya untuk menghormati mendiang ayahnya tetapi juga dirinya sendiri.
Di sekitar api unggun kecil, sekelompok orang berbagi pengalaman mereka di bawah langit malam Muzdalifah yang diterangi bintang. Youssef telah menabung uang selama 15 tahun untuk dapat melakukan perjalanan ini. “Setiap dirham yang saya hasilkan masuk ke rekening haji saya,” ujarnya bangga. Dedikasi di wajahnya tampak jelas saat ia berbicara tentang pengorbanan yang telah ia lakukan.
Aisha, dari Indonesia duduk di sampingnya. Dia menggambarkan perasaan damai yang luar biasa setelah memasuki Masjid al-Haram. Seolah-olah semua kekhawatiranku telah mencair,” katanya lembut sambil menatap api yang berkelap-kelip.
Hassan berasal dari Nigeria dan dia mengalami banyak kesulitan dalam perjalanannya, termasuk kehilangan bagasi dan ketinggalan pesawat. Namun, dia tetap tidak terpengaruh dengan misinya menunaikan ibadah haji. Ia terkekeh saat menceritakan bagaimana ia terpaksa meminjam pakaian selama dua hari sambil menunggu barang bawaannya.
Setiap cerita adalah kesaksian semangat dan iman manusia. Seringkali, para peziarah menemukan diri mereka terikat dengan orang asing melalui pengalaman yang sama. Mereka segera menjadi keluarga atau teman.
Sara dari Pakistan ingat bertemu dengan seorang wanita tua bernama Khadijah ketika dia sedang melakukan Tawaf, mengelilingi Ka’bah. Khadijah, yang menderita radang sendi dan kesulitan berjalan, menolak menerima bantuan apa pun dari orang lain di lingkungannya. Dia mengandalkan keyakinan dan kemauan semata. Inilah yang mengilhami Sara sepanjang perjalanan ziarahnya.
Kehidupan Bilal dan Maryam berubah selamanya setelah mereka menunaikan ibadah haji bersama tahun lalu. Berasal dari New York City AS, keduanya kini tinggal secara permanen di Madinah Arab Saudi setelah keputusan ziarah mereka. Mereka bisa berbagi kisahnya dengan jamaah lain dan mendengar langsung kisah transformasi yang membawa kebahagiaan kedamaian batin yang begitu mendalam sebelum haji ada.
Ada banyak jalan tak terencana yang diambil para peziarah, namun seringkali jalur tersebut mengungkapkan tingkat pemahaman, kasih sayang, dan kemanusiaan yang lebih dalam. Kehidupan orang-orang di permadani indah ini saling berhubungan secara kebetulan suatu hari nanti?
Ziarah selama seminggu ini mencapai puncaknya dengan reuni penuh air mata antara sepupu yang telah lama hilang, namun secara tidak sengaja ditemukan di tengah kerumunan orang.
Kisah-kisah ini berfungsi untuk mengingatkan kita akan dampak perjalanan pribadi yang dilakukan untuk pemenuhan spiritual. Mereka melampaui batas-batas, hambatan dan keterbatasan. Mereka benar-benar merupakan fenomena menakjubkan yang merangkum perwujudan semangat pengalaman kolektif manusia yang unggul.